Perilaku Orang yang Cinta Ilmu Pengetahuan [PAI Kelas 7 semester 1]
PAI Kelas 7 Semester 1. Sebelum menerapkan perilaku senang menuntut ilmu sebagai implementasi surah arRahman/55 ayat 33 dan surah al-Mujadalah/58 ayat 11, terlebih dahulu harus membiasakan membaca al-Qur’an setiap hari, baik yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan maupun yang lainya.
Sikap dan perilaku terpuji yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan surah ar-Rahman/55 ayat 33 dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
- Senang membaca buku-buku pengetahuan sebagai bukti cinta ilmu pengetahuan.
- Selalu ingin mencari tahu tentang alam semesta, baik di langit maupun di bumi, dengan terus menelaahnya.
- Meyakini bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah Swt. untuk manusia. Oleh karena itu, manusia harus merasa haus untuk terus menggali ilmu pengetahuan.
- Rendah hati atas kesuksesan yang diraihya dan tidak merasa rendah diri dan malu terhadap kegagalan yang dialaminya.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan surah alMujadalah/58 ayat 11 dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
- Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan berusaha untuk mendapatkan pengetahuan tersebut.
- Bersikap sopan saat belajar dan selalu menghargai dan menghormati guru.
- Senang mendatangi guru untuk meminta penjelasan tentang ilmu pengetahuan.
- Selalu menyeimbangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan keyakinan terhadap kekuasaan Allah Swt.
Untuk lebih mengingat dalil tentang kewajiban menuntut ilmu, kalian harus menghafal surah arRahman/55 ayat 33 dan surah al-Mujadalah/58 ayat 11 dengan baik dan benar.
Sudahkah kalian memiliki perilaku seperti di atas? Apabila kalian belum memiliki, maka mulai saat ini cobalah banyak membaca, menghafal, belajar, dan berlatih.
Bacalah kisah menarik berikut ini!
“Ibnu Hajar (Si Anak Batu)”
Ada seorang ulama bernama Ibnu Hajar al-‘Asqalani. Pada mulanya, ia adalah seorang santri yang bodoh. Meskipun sudah lama belajar, dia belum juga paham. Akhirnya, Ibnu Hajar memutuskan untuk pulang. Dia pun mohon diri kepada kyainya supaya diperbolehkan pulang. Dengan berat hati sang kyai membolehkan Ibnu Hajar pulang, tetapi sambil berpesan agar Ibnu Hajar tidak berhenti belajar. Akhirnya Ibnu Hajar pulang ke rumah. Di tengah perjalanan, hujan turun dengan lebat. Diaterpaksa berteduh dalam sebuah gua. Pada saat di gua, dia mendengar suara gemericik air, lalu dia mendatangi sumber suara tersebut. Ternyata, itu suara gemericik air yang menetes pada sebongkah batu yang sangat besar.
Batu besar itu berlubang karena telah bertahun-tahun terkena tetesan air. Melihat batu yang berlubang tersebut, akhirnya Ibnu Hajar merenung. Dia berpikir, batu yang besar dan keras ini lama-lama berlubang hanya karena tetesan air. Kenapa aku kalah dengan batu? Padahal akal dan pikiranku tidak sekeras batu, itu artinya aku kurang lama dan tekun belajar.Setelah berpikir, akhirnya Ibnu Hajar kembali lagi ke pondok untuk menemui sang kyai. Ia pun belajar lagi dengan penuh semangat. Usaha tersebut tidak sia-sia. Dia berhasil menjadi orang alim, bahkan dapat mengarang beberapa kitab. Dari asal mula cerita batu di dalam gua, inilah kemudian beliau diberi sebutan Ibnu Hajar (Anak Batu).(Sumber: 60 Biografi Ulama Salaf, Syaikh Ahmad Farid)
Rangkuman Materi
1. Kandungan surah al-Rahman/55:33 meliputi:
Manusia dan jin tidak akan mampu menembus penjuru langit dan bumi untuk mengetahui isinya kecuali atas kekuatan dari Allah Swt.;
Kekuatan dari Allah Swt. itu berupa akal yang harus dikembangkan dengan cara belajar;
Belajar itu wajib agar kita dapat menguasai dunia untuk kebaikan umat.
2. Kandungan surah al-Mujadalah/58:11 meliputi:
Perintah untuk menuntut ilmu setinggi mungkin;
Perintah untuk selalu beriman kepada Allah Swt.;
Perintah untuk memuliakan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.
3. Etika dalam mencari ilmu antara lain:
Mencintai ilmu yang sedang dipelajari;
Menghormati orang yang memberikan ilmu (guru);
Tidak memotong pembicaran saat guru sedang menjelaskan;
Mendengarkan penjelasan guru dengan serius.
4. Syarat menuntut ilmu menurut Imam Syafi‘i adalah:
Kecerdasan;
Sungguh-sungguh;
Sabar;
Biaya;
Petunjuk guru;
Waktu yang lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar